Kita hanya bisa merencanakan Tuhan yang menentukan

Minggu, 29 Juni 2014

DIKLATSAR XII

Inilah DIKLATSAR XII yang lahir di MAPALA STIEM Palopo, semua berjumlah 8 orang, 2 perempuan (Indah dan Eva) dan 6 laki-laki (Sul, Jefri, Arif, Azis, Enal, dan Ilman).

Indah seorang wanita yang cuek dan pendiam walaupun dia cuek dan pendiam dia ganas juga tuch. :D

Eva seorang wanita idola senior, jujur kami dulu susah menjaga dia karena banyaknya kaum adam yang mengincar dia, jadi kami ber 6 menjaga dia agar tidak bisa lolos senior mendapatkannya. Hehehe

Enal seorang laki-laki pendiam, pekerja rajin dan jarang mandi hahaha.

Jefri seorang laki-laki yaa hampir sperti enal tp di hanya rajin mandi dan sering hilang dan datang membawa kopi dan rokok hahaha mantaaap

Arif seorang laki-laki yang sering bohongin orang sampai-sampai kami juga lettingnya sering di bohongin dan kalau masalah cwe dia ahlinya hahaha

Sul seorang pemalu sama perempuan dan takut sama bencong dan selalu di cari-cari entah karena masalah utang atw apalah yang sering kapan saya tidak ada pasti du cari. Hehehe

Ilman seorang laki-laki perkasa yang sering membuat orang terhibur dengan kebohongannya dan sangat romantis kepada lawan jenisnya.. Kalau masalah cewe dia juga ahlinya. Ok immank

Azis seorang atlit voly di palopo, mungkin karena kesibukannya sbagai atlit makanya dia jarang muncul dan kumpul lagi.

Pada tanggal 24 November 2010 acara pelepasan di hadiri oleh wakil walikota palopo yaitu bpk. H. Rahmat Masri Bandaso. Dan senior-senior mapala stiem palopo. Wawali dalam sambutannya berharap, kepada peserta diklatsar untuk menumbuhkan kecintaan dan kepedulian terhadap kelestarian alam sekitar, dan melatih tanggung jawab serta kedisiplinan. Rencananya, diklatsar ini akan berlangsung selama lima hari yakni mulai 24 hingga 29 November 2010 yang di pusatkan di Area Kawasan pelatihan pencinta alam Luwu Raya di Desa Ilan Batu, Kecamatan Walenrang Barat Kabupaten Luwu.

Kegiatan diklatsar ini sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonimi (STIE) Muhammadiyah Kota Palopo.

Sabtu, 28 Juni 2014

DIKLATSAR XII

Mahasiswa pecinta alam (Mapala) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Palopo menggelar Pendidikan dan Latihan Dasar (DIKLATSAR) ke-XII yang diikuti sebanyak 8 mahasiswa. Yang bernama (Sul, Jefri, Aziz, Arif, Eva, Indah, Ilman dan Enal). Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota (Wawali ) Palopo Rahmat Masri Bandaso di pelataran kampus STIE Muhammadiyah Kota palopo (Rabu 24/11)

Wawali dalam sambutannya berharap, kepada peserta diklatsar untuk menumbuhkan kecintaan dan kepedulian terhadap kelestarian alam sekitar, dan melatih tanggung jawab serta kedisiplinan. Rencananya, diklatsar ini akan berlangsung selama lima hari yakni mulai 24 hingga 29 November 2010 yang di pusatkan di Area Kawasan pelatihan pencinta alam Luwu Raya di Desa Ilan Batu, Kecamatan Walenrang Barat Kabupaten Luwu.

Kegiatan diklatsar ini sudah menjadi agenda rutin yang dilakukan oleh Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonimi (STIE) Muhammadiyah Kota Palopo.

Sumber dari Tahun 2010.

Selasa, 24 Juni 2014

GUNUNG HUTAN (MOUNTENEERING)

Nulis lagi ni buat anda yang bergabung dengan orgaisasi yang kegiatannya dialam seperti Gerakan Pramuka, Pencinta Alam, Tagana, Basarnas atau tim SAR dan yang lainnya, mungkin ini artikel sarapan kalian sehari-hari. MENDAKI ATAU MOUNTAINEERING berasal dari kata "mountain " yang berarti gunung. Jadi Mountaineering yaitu kegiatan mendaki gunung yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, diantaranya :
Hill Walking yaitu perjalanan pendakian bukit-bukit yang landai, tidak mempergunakan peralatan dan teknis pendakian.
Scrambling yaitu pendakian pada tebing batu yang tidak terlalu terjal, tangan hanya digunakan sebagai keseimbangan.
Climbing yaitu pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik pendakian.
bentuk climbing adalah :
Rock climbing, yaitu pendakian pada tebing batu.
Snow ice climbing, yaitu merupakan pendakian pada es dan salju rock-climbing ice climb semeru.
Untuk mereka yang belum mengenal kegiatan petualangan seperti
mendaki gunung pasti mengundang pertanyaan klise “ngapain sih naik gunung membahayakan ?. Pertanyaan sederhana tapi sering membuat bingung yang ditanya atau bahkan mengundang rasa kesal. George F. Mallory, seorang pendaki Inggris menjawab pertanyaan tersebut "because it is there". Mallory dan rekannya menghilang di everest tahun 1924. Soe hook Gie ( Mapala UI ) menulis dalam puisi "Aku Cinta Pangrango" karena aku mencintai
kebenaran hidup". Dia tewas tercekik gas beracun di puncak Mahameru tanggal 16 Desember 1969.
Motivasi mendaki gunung memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis, kebutuhan akan pengalaman baru, dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia nlainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari dan menjadi jiwa setiap manusia.

TEKNIK MENDAKI GUNUNG
Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui terlebih dahulu. Berjalan di gunung tentu saja tak sama dengan berjalan di trotoar. Di gunung anda harus berjalan dengan beban di punggung, melintasi lembah, mendaki tebing, menuruni lereng-lereng, atau meniti punggungan-punggungan yang tipis. Dengan medan seperti itu ditambah dengan beban yang harus dibawa maka keseimbangan dalam berjalan di gunung adalah mutlak.
Seperti juga pejalan kaki yang lain, anda harus berjalan dalam satu
irama yang tetap, dengan kata lain, tidak kaku seperti robot. Tidak ubah bagai seorang penari, berjalan di gunung pun punya seni tersendiri. Kalau seorang penari mempunyai kenikmatan tersendiri dalam melakukan gerakan-gerakannya, maka seorang pendaki yang berjalan dalam irama tertentu juga harus dapat merasakannya sebagai suatu kesenangan tersendiri pula.
Ada beberapa patokan yang harus diperhatikan dalam berjalan tentu saja melangkah, inilah hal pertama yang harus diperhatikan. Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk mlangkah terlalu lebar. Langkah-langkah yang terlalu lebar menyebabkan berat badan seringkali ditunjang oleh satu kaki saja karenanya keseimbangan badan pun gampang goyah. Dengan langkah-langkah yang kecil, berat badan dapat ditunjang secara mantap oleh kedua kaki. Perlu di ingat bahwa kaki bukan hanya untuk menahan berat badan, tetapi telah ditambah dengan berat barang yang ada dalam ransel. Dengan langkah-langkah kecil, gerakan nafas teratur, dan ini merupakan cara yang tepat untuk menghemat tenaga. Bagi pendaki yang berpengalaman, berjalan dua atau tiga jam tanpa istirahat merupakan hal yang biasa. Tentu dibutuhkan kekuatan dan stamina yang cuma dapat diperoleh melalui latihan dan pengalaman yang tidak sedikit. Akan tetapi, sebagai ukuran minimal boleh dikatakan bahwa berjalan satu jam dengan istirahat sepuluh menit adalah normal. Ketika istirahat, duduklah dengan kaki yang melonjor lurus sedikit di atas badan untuk mengembalikan darah supya mengalir normal, karena ketika badan berjaln seluruh darah telah berpusat di kaki. Teguklah minuman secukupnya dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat di tempat berangin karena udara dingin dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat, dapat menyebabkan terjadi kram pada otot. Pilihlah lokasi istirahat yang baik. Secara psikologis lebih menguntungkan apabila anda memilih lokasi di bagian yang tinggi. Dari tempat ini akan tampak pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah setelah lama berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, kalau perlu di masak dulu agar hangat dan segar. Ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindarkn kram karena banyak keringat yang mengucur memungkinkan hilangnya garam dari tibuh. Membawa buah segar seperti apel, pir, anggur juga sangat membantu untuk mengembalikan tenaga. karena mengandung banyak air dan vitamin maka mengkonsumsi buah segar juga sangat membantu. Ketika anda berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Kalau melewati medan yang penuh kerikil dan batu-batui tajam, harap berhati-hati karena kaki mudah tergelincir jika ceroboh. Tidak berbeda apabila anda harus melintasi medan yang berbatu besar dan bulat seperti bebatuan pada sungai misalnya, anda harus melintasinya dengan melompat dari satu batu ke batu yang lain, yaitu dengan gerak sedemikian rupa cepatnya sehingga batu yang diinjak belum lagi sempat bergulir tetapi anda sudah melompat ke batu yang lain. Cara di atas tentu saja berbahaya kalau kondisi anda sudah lelah. Cara lain yang lebih aman adalah dengan menaiki satu persatu batu tersebut, perlahan-lahan dengan memeriksa terlebih dahulu batu yang akan di injak, agar tak gampang bergulir nantinya.
Cara mana sebaiknya yang akan dipakai, itu tergantung dari pengalaman dan tingkat kelelahan anda. Medan yang berumput dan terjal seringkali membahayakan, terlebih ketika basah karena hujan atau embun. Pendaki yang tidak berhati-hati akan mudah tergelincir, terutama jika memakai sepatu yang tidak sesuai. Demikian pula dengan medan becek, berlumpur, licin dan berbahaya. Jangan percaya pada pohon-pohon kecil di pinggir tebing. Pohon-pohon ini seringkali tidak cukup kuat untuk menahan bobot manusia, sehingga mudah terabut. Batang-batang pohon itu banyak yang lapuk, lalu patah ketika anda menekalnya dan menahan badan di situ. Kalau tidak yakin betul, hanya guakan pohon-pohon itu sebagai keseimbangan saja. Mendaki di lereng gunung dengan tanah berpasir lebih sulit daripada di atas tanah keras. Setiap kali menjejak, tanah berpasir bisa melorot ke bawah. Anda kadang-kadang perlu menyepakkan kaki ke dalam tanah pasir itu agar tidak melorot. Orang kedua dan seterusnya dapat mengikuti bekas jejak orang pertama supaya tidak mudah lelah, karena tanah berpasir bekas jejak menjadi lebih keras.
Berjalan di atas punggung dari sebuah tebing yang tipis dengan jurang yang curam di sebelah kiri dan kanan merupaka kondisi kritis yang membutuhkan teknik tersendiri untuk mengulanginya. Angin kenang yang sering meniup akan menggoyahkan keseimbangan badan. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang tiba-tiba dan membahayakan. Misalnya melempar batu atau mengayunkan tangan keras-keras. Berjalanlah dengan tenang dan penuh konsentrasi, tetapi tetap dalam irama yang teratur dan tidak kaku.

Sulkarnain MPA STIEM PALOPO

Sabtu, 21 Juni 2014

KEGIATAN MAPALA STIEM PALOPO MENGGELAR HARI BUMI

Mahasiswa pecinta alam (MAPALA ) STIE Muhammadiyah palopo, kembali menggelar kegiatan hari bumi, kegiatan hari bumi ini di laksanakan di Kota Palopo dengan beberapa item di dalamnya ,seperti pencabutan paku di setiap pohon yang ada di sepanjang jalan jendral sudirman ,memungut sampah di sepanjang jalan yang di lalui serta melakukan penghijauan.

Kegiatan ini di mulai dari Kelurahan Binturu sampai di depan kantor Harian Palopo Pos. Adapun Kegitan Hari Bumi akan berlangsung mulai dari tanggal 22 sampai dengan 24 april , ungkap ketua Umum Mapala STIE Muhammadiyah Palopo.

Adapun rencana setelah kegitan bersih kota dan cabut paku di setiap pohon yang berlangsung pada tgl 21 April 2014 kemudian dilanjut dengan pembagian selebaran yang berisi tulisan “ menggugah hati dan pikiran masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melindungi bumi tempat kita berpijak “kegiatan hari bumi ini di laksanakan karena melihat perkembangan teknologi makin berkembang maka bumi pun makin tua dalam mengambil keputusan secara hukum alamiah.

Dari hal tersebut kami cukup bangga karena ada generasi muda yang peduli terhadap lingkungan terutama sepanjang bantaran jalan kota Palopo yangmerupakan kota idaman kita bersama.kunci Sulkarnain(Mpa STIEM palopo)

Wisata Palopo

Latuppa’
Merupakan sebuah objek permandian dan lokasi pariwisata terkenal yang terletak di Palopo. Sebuah daerah yang berwilayah di ujung utara Sulawesi Selatan. Terletak berada sekitar 360 km dari kota Makassar, Memiliki letak geografis yang terdiri dari daratan rendah, pantai dan pegunungan. Latuppa yang berada sekitar 5 km dari pusat kota Palopo merupakan salah satu tujuan wisata dari warga baik itu dari kota Palopo sendiri maupun dari daerah sekitarnya. Latuppa merupakan sebuah salah satu sungai yang membelah kota Palopo selain sungai boting. Selain dijadikan sebagai objek pariwisata, sungai Latuppa merupakan sungai yang juga memiliki peranan penting dalam menyediakan kebutuhan akan air bersih bagi warga kota Palopo. Sungai tersebut memasok seluruh kebutuhan air bersih untuk kota Palopo. Kawasan pariwisata agrowisata. Berhawa sejuk bernuansa pegunungan. Berada di ketinggian sekitar 200 meter dari permukaan laut. dikenal sebagai penghasil buah-buahan, terutama durian dan rambutan. Kawasan ini juga menjadi dan sumber mata air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palopo.
Selain menawarkan permandian alamnya, Latuppa juga memiliki keindahan alam yang begitu indah. Memiliki air terjun hingga tiga tingkat dan nuansa pegunungan yang sejuk. Latuppa juga menawarkan alternatif lain yang membuat kita ingin selalu kembali ke tempat tersebut. Wisata permandian kolam renang yang bernama AGRO WISATA menambah pesona dari latuppa, belum lagi jika pada musim buah, sepanjang jalan kita akan menyaksikan pemandangan berjejernya pohon durian, rambutan dan langsat yang buahnya begitu lebat.

BAMBALU
Masuk di wilayah Battang Barat dan berjarak 18 kilometer dari kota palopo. Daerah ini dikenal dengan air terjun dan puluhan air sungai. Satu dari sekian banyak objek wisata pegunungan yang mendapat kunjungan paling banyak setiap minggunya. Di sepanjang perjalanan, ngarai dan lembah terlihat jelas di kelilingi pegunungan di sisi kiri-kanannya.

PANTAI LABOMBO
Berada di pusat kota. Sebuah suguhan panorama wisata bahari yang menawan. Sepanjang kawasan pantai dipenuhi barisan pohon kelapa dan beberapa gazebo terbangun indah. Selepas mata memandang, tampak birunya laut dan tempat pelelangan ikan (TPI) dan Pelabuhan Tanjung Ringgit terlihat jelas. Sarana rekereasi wisata bahari ini memiliki luas sekitar 2 Ha dan menjadi kawasan wisata andalan Palopo

Museum Batara Guru
Diresmikan pada tanggal 26 juli 1971 oleh Bupati Luwu saat itu, Andi Achmad. Beliau adalah salah seorang ahli waris dari Raja Luwu. Tujuan didirikannya museum ini adalah untuk melestarikan warisan budaya Kerajaan Luwu agar dapat diwariskan pada generasi berikutnya. Gedung museum Batara Guru yang didirikan pada tahun 1920 ini merupakan bekas Istana raja Luwu.
Koleksi
Museum Batara Guru mempunyai koleksi sebanyak 831 buah yang terdiri dari koleksi prasejarah, heraldika, keramik, etnografi, naskah, numismatik, dan foto.

Rumah adat Langkanae
Terdapat beberapa bangunan gedung bersejarah yang memiliki histori bagi masyarakat Palopo dan kawasan Luwu. Salah satunya adalah Istana Datu Luwu, yang saat ini difungsikan sebagai Museum Kerajaan Luwu dan diberi nama Museum La Galigo.Lokasi rumah adat ini kerap digunakan sebagai tempat kegiatan sanggar budaya dan kegiatan adat lainnya.Sementara kawasan wisata LokkoE yang terletak di Luminda, Sabbamparu, merupakan tempat pemakaman raja-raja (datu) Luwu. Tempat pemakaman ini menyerupai piramida yang ada di Mesir. Berbentuk kerucut dan di dalamnya disemayamkan para mendiang raja-raja Luwu yang dianggap dewan adat Luwu berhak dimakamkan di tempat pemakaman ini

Bukit Sampoddo
Terletak sekitar tujuh kilometer sebelum memasuki Kota Palopo, merupakan lokasi wisata di mana Anda dapat menikmati eksotis kota Palopo yang terbingkai dalam tiga dimensi, yakni nuansa pegunungan, daratan dan daerah pesisir dengan sekali pandang. Sambil menikmati keindahan kota, di tempat ini Anda juga bisa menikmati kelezatan jagung bakar dan jagung rebus yang diperjualbelikan oleh pedagang setempat.

Mapala Stiem Palopo "S"

Jumat, 20 Juni 2014

SURVIVAL

Pengertian Survival
Definisi sederhana suatu kondisi yang sangat minim (Primitif), hidup dari alam sekitarnya, atau perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari keadaan sulit di Hutan belantara atau lingkungan yang mengancam jiwa.
Survival dapat diartikan juga sebagai berikut:
S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
V : Vitalitas tingkatkan
I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar, slaman, slumun, slamet
S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
T : Thingking / berpikirlah
O : Observe / amati keadaan sekitar
P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan

Faktor Penyebab Survival Seseorang terpaksa harus melakukan survive dapat diakibatkan beberapa faktor seperti:
a.Tersesat saat melakukan perjalanan
b.Kecelakaan pesawat/kapal
c.Terhimpit reruntuhan bangunan
d.Hanyut, dll

Survival merupakan cara hidup sederhana dengan pertimbangan waktu yang singkat untuk melakukan improvisasi yang menguntungkan dalam upaya mempertahankan hidup hingga datangnya bantuan. Dan fungsi keberhasilannya adalah bagaimana
memanfaatkan otak untuk berimprovisasi.

Sikap Dalam Survival
Sebesar apapun rintangan semua orang pasti akan dapat mengatasinya dengan sikap mental positif. Sikap demikian merupakan awal dari keberhasilan menghadapi tekanan, sekitar 100% tantangan dalam kondisi survival adalah faktor psikologis, otak menjadi alat yang sangat penting untuk mengenal kebutuhan hidup dan bagaimana cara memperoleh. Pengalaman dengan berbagai macam situasi akan menghasilkan langkah yang tepat, karena kondisi darurat yang dialami mempunyai kesamaan dengan pengalaman yang pernah dialaminya. Latar belakang ini akan membuat cara berfikir yang logis dan ini adalah cara efektif untuk mengontrol situasi.

Teknik Survival
Hal yang harus diketahui oleh para survive adalah kebutuhan hidup
manusia, apa saja kebutuhan dasar manusia untuk hidup? Di bawah ini akan dijelaskan kebutuhan dasar manusia antara lain:
a.Keinginan untuk hidup (Positif Mental Attitude)
Udara, Shelter, Istirahat, air dan makanan merupakan kebutuhan yang logis. Seringkali orang melupakan hal yang paling penting dalam kegiatan survival yaitu sikap mental yang positif dan ketepatan dalam memandang ke depan. Untuk keluar dari situasi darurat. Kebiasaan ini memerlukan latar belakang pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi dari keadaan alam yang tak
bersahabat.
b.Udara
Bernafas merupakan hal yang paling esensial karena dapat mempertahankan hidup dari menit ke menit. Rata-rata orang bisa hidup tanpa udara sekitar 3-5 menit. oleh karena itu udara adalah komponen penyokong hidup yang utama.
c.Shelter
Shelter (Perlindungan) biasa diartikan dengan tempat tinggal sementara, akan tetapi dalam menghadapi kondisi alam bebas shelter di sini dapat diartikan semua alat yang dapat memproteksi dari kondisi lingkungan yang ekstrem. Contoh dari shelter antara lain baju hangat, tenda , gua, dll. Apabila survivor tidak mampu membuat alat perlindungan, maka dia hanya dapat bertahan beberapa jam saja.
d.Istirahat
Istirahat merupakan kebutuhan tubuh, dengan mengistirahatkan tubuh kita akan merasakan seperti ada pembaharuan dan tambahan kekuatan walaupun dalam kondisi survive. Dengan istirahat tubuh dapat menyimpan dan menghemat tenaga, menjaga kekuatan tubuh sangat penting ketika menghadapi situasi darurat. Dalam hal ini yang harus diistirahatkan tidak hanya fisik kita, tetapi juga mental kita. Rata-rata pada situasi survive orang yang tidak beristirahat akan bertahan sekitar 30 jam saja.
e.Air
Air adalah kebutuhan dasar untuk pengaturan suhu tubuh, memperlancar buang air dan mencerna makanan. Manusia terdiri dari 2/3 air, yang berada pada sistem sirkulasi dan bagian dalam organ tubuh. Saat istirahat badan menggunakan kira-kira 2 ¼ L air setiap hari hanya untuk menjalankan fungsi tubuh normal. Dalam kondisi ekstrem manusia hanya bisa bertahan tanpa air sekitar tingga hari saja. Langkah yang bijaksana bila menghemat air untuk digunakan dalam mempertahankan hidup.
f.Makanan
Makanan sangat diperlukan tubuh, karena makanan akan menghasilkan kalori dan tenaga. Selain itu, makanan juga berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh. Catatan dan data dari pengalaman survival menunjukkan bila seorang tanpa makanan hanya bertahan sekitar 3 mingguan.
g. Api
Api sangat bermanfaat dalam upaya melakukan perjuangan hidup seperti menghangatkan tubuh, memasak, membuat sinyal dll. Cara membuat api harus memperhatikan segitiga api (Bahan bakar, panas, oxigen) ketiga unsur ini tidak dapat dipisahkan, jika terjadi pemisahan api pasti akan mati.
Prioritas kebutuhan Hidup Dalam Survival
1.      Keinginan Untuk Hidup
2.      Udara
3.      Shelter
4.      Istirahat
5.      Tanda (Kalau Ingin Ditemukan)
6.      Air
7.      Makanan

Semoga bermanfaat nach bosku terimah kasih
Shoel mapala stiem palopo

Kamis, 19 Juni 2014

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan.

Dalam menjalankan tugas kepemimpinan, pastilah ada Faktor faktor tertentu yang dapat mempengaruhi suatu kepemimpinan
seseorang. Baik itu faktor penghambat maupun pendorong kepemimpinan seseorang. Faktor – faktor yang umumnya dapat mempengaruhi suatu kepemimpinan seseorang ialah :
Lingkungan Kerja, setiap pemimpin pastilah di tempatkan pada suatu lingkungan lingkungan tempat ia bekerja tertentu, dari sanalah dapat mempengaruhi kinerja kepemimpinan orang tersebut. Apabila lingkungan kerjanya baik, mungkin pemimpin tersebut akan semakin baik kepeminmpinannya, begitu juga sebaliknya.
Tekanan Anggota , Anggota yang dimaksud disini ialah orang orang
yang kedudukannya berada dibawah pimpinan. Tekanan dari anggota tentulah dapat mempengaruhi kepemimpinan seseorang. Biasanya tuntutan yang dilayangkan anggota kepada pemimpinlah yang menjadi tolak ukur mampu tidaknya seorang pemimpin menunjukan sifat kepemimpinannya.
Tuntutan Tugas, tugas tugas yang di pegang oleh seorang pemimpin biasanya sangatlah berat, oleh karena itu hal ini sangat mempengaruhi kepemimpinan seseorang.
Kebutuhan Individu , Hal ini merupakan salah satu faktor terberat seorang pemimpin. Sebagai contoh, seorang Presiden harus lebih mementingkan seluruh Rakyatnya ketimbangan keluarganya bahkan kepentingan pribadinya.

untuk seorang pemimpin semoga berarti yaa.. Salam lestari
Shoel(MAPALA STIEM PALOPO)

KEGIATAN Mahasiswa STIEM Palopo Kibarkan Merah Putih di Taman Makam Pahlawan

Kegiatan tempo pada hari sabtu (17/8/2013) Peringatan HUT ke-68 Republik Indonesia di peringati oleh gabungan mahasiswa dari MAPALA STIEM palopo dengan aksi mengibarkan bendera merah putih yang berukuran 4 x 15 meter di taman makan pahwalan palopo.

Peringatan ini di laksanakan pagi tadi sekitar pukul 10.00, yang di mulai dengan pelaksanaan upacara bendera di halaman kampus, kemudian dilanjutkan dengan aksi longmars membawa bendera melewati rute jln jend. sudirman palopo menuju taman makam pahlawan kota palopo, dan aksi ini di akhiri dengan doa bersama .

“Aksi ini mengusung tema, “JAS MERAH (Jangan Pernah Melupakan Sejarah) merupakan upaya merefleksi kembali jasa para pahlawan pejuang kemerdekaan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah,” ungkap Muzakkir, korlap aksi.

Muzakkir melanjutkan, “Terik matahari sepanjang jalan itu belum seberapa jika di bandingkan dengan pengorbanan para pahlawan kemerdekaan. Kita tidak boleh terlena dalam uforia seremonial peringatan HUT kemerdekaan seperti yang dilakukan pemerintah, tapi bagaimana kita mengisi kemerdekaan ini dengan aksi nyata dan positif,” harapnya.

(Sulkarnain for mahasiswa pecinta alam stiem palopo)

Rabu, 18 Juni 2014

MAHASISWA PECINTA ALAM STIE MUHAMMADIYAH PALOPO

Mapala STIE Muhammadiyah Palopo diploklamirkan pada tanggal 31 Desember 1996 di Sebelah Timur Tebing Gunung Sikuku Desa Ilanbatu Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu. Provinsi Sulawesi Selatan. Mapala STIE Muhammadiyah berkedudukan di STIE Muhammadiyah Palopo dan merupakan satu-satunya Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam di Kampus STIE Muhammadiyah Palopo, yang bersifat Tunggal serta berasaskan pancasila dan UUD 1945 yang berfungsi sebagai wadah, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa STIE Muhammadiyah Palopo dibidang kepencintaalaman. Mapala STIE Muhammadiyah Palopo sampai dengan saat ini mempunyai 4 divisi yaitu :Hutan Gunung, Panjat Tebing, Penelusuran Goa, Olah Raga Arus Deras. Mapala STIE Muhammadiyah Palopo adalah sebuah organisasi kepecinta alaman yang selalu mengedepankan nilai yang sebenarnya akan arti sebuah organisasi. Layaknya sebuah organisasi yang baik, dalam menjalankan roda organisasi, kami selalu berpegangan pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga ( AD / ART ) dan peraturan - peraturan dan petunjuk teknis yang telah kami miliki
sebagai pedoman organisasi. Sesuai dalam AD / ART, dalam menjalankan organisasi adalah dibawah kendali pengurus. Struktur kepengurusan mempunyai masa bakti satu tahun dengan pucuk pimpinan tertinggi dalam organisasi adalah seorang ketua umum terpilih dalam musyawarah anggota yang diadakan satu tahun sekali. Seorang ketua umum ini dalam melakukan tugasnya dibantu oleh beberapa kepala bidang dan kepala badan yang mempunyai peran dan fungsinya masing – masing .

Disini kami belajar, disini kami saling mengenal, disini kami saling membantu, disini kami berjuang, bersama-sama demi kibar bendera kami. Dengan keringat kami, dengan tangisan kami, dengan darah kami, walau lelah, walau letih, meski mendaki, meski harus merangkak, disengat terik mentari, dingin yang menusuk, takkan membuat kami berhenti, kami akan tetap berjalan demi kepuasan yang kami inginkan. Karena disini kami temukan kebahagiaan, keceriaan, kesenangan, disini kami temukan keluarga, kebersamaan, keakraban, kepedulian. Bersama-sama saling membantu demi organisasi yang kami cintai ini. Walau terkadang disini juga kami temukan ego kami, keras kepala kami, pamrih kami, perselisihan kami, permusuhan kami, kecemburuan social kami, dengki kami. Namun kami takkan pernah menyerah, kami akan tetap menjaga, kami akan tetap berjuang, demi MAPALA STIEM kami.

( Sulkarnain23 )

KISAH KOTA WENTIRA

Kami yakin bahwa kota wentira itu ada sejak dulu, karena salah satu dari anggota TIM ekspedisi titik Nol ke puncak latimojong yang di laksanakan oleh MAPALA STIEM PALOPO sudah melihat kota yang sangat ramai yang berada ditengah-tengah hutan. Kata anggota TIM ekspedisi Titik Nol. Kami juga merasa bahwa kota tersebut bukan hanya ada di gunung latimojong saja tetapi kota tersebut sudah banyak berada ditiap-tiap gunung.
Demi menjawab rasa penasaran, saya ingin membagikan 3 cerita tentang kota wentira, saya mengambil cerita ini dari internet:

1. Cerita Sulwan Dase
To Wentira (ditulis Uwentira), demikian masyarakat Palu menyebut komunitas ini. Terletak disebuah kawasan yang bernama Wentira. Orang Toraja kuno menyebutnya To Wae Ntira. Menurut beberapa kawan menceritakan pengalaman mereka saat bertemu dgn orang2 To Wentira. Katanya, kita seolah-olah terombang-ambing diantara dunia nyata dan dunia maya, rasionalitas, dan supranatural. Bingung bercampur takjub. Antara percaya dan tidak percaya.
Menurut mereka yang pernah ke “Kota Wentira”, kota itu sangat modern, dgn peradabana yang sangat luar biasa. Semua jenis kendaraan ada disana (termasuk MRT). Masyarakatnya makmur dan serba berada. Yang menjadi persoalan adalah, pintu masuk ke kota tsb. Hampir tak satu orang pun bisa menjelaskn secara pasti lokasi jalan masuk. beberapa menjelaskna bhw pintu masuk dgn kendaraan roda dua dan mobil adalah melalui sebuah jembatan beratap. Jembatan ini sebenarnya menjembatani sebuah sungai yg
membentang. Secara logika, bila kita masuk ke ujung satu pastilah bisa tiba di ujung satunya. Namun keanehan terjadi. Kadang2 ketika sebuah mobil memasuki ujung jembatan, mobil itu tdk pernah lagi keluar di ujung satunya. Beberapa hari kemudian, barlah pengendara mobil itu bercerita bhw mereka baru saja pulang dari Kota Wentira, di mana segala sesuatunya ada disana. Wow…persoalannya, di bagian mana dari jembatan itu yg menjadi pintu masuknya? Sebab mobil tsb ketika memasuki jembatan, menghilang begitu saja dari pandangan mata….Sewaktu saya bertanya kepada beberap kawan yg pernah kesana, mengatakan, tempat itu sangat luar biasa. Namun tdk ada lagi yg berani kesana…

2. Cerita LES Kala’tiku
Saya ingat suatu kejadian aneh yang saya dengar dari bapak saya sendiri. Waktu itu Bapak mempunyai proyek di daerah lokasi wentira. niatnya sih jalan2 di jembatan itu tapi pas memasuki mulut jembatan menurut teman proyeknya mobil truk yang pakai teman saya dan supirnya tiba2 hilang seakan2 di telan oleh jembatan itu. terus terang ini tidak masuk di akal tapi kenyataan terjadi. tapi sayang teman kantor sya ini tidak mau menceritakannya pak jadi jujur saya juga jadi penasaran dengan cerita teman saya yang katanya kota itu luar biasa modern.

3. Kesaksian PS Patandung
To wentira menurut orang Kaili (Suku asli di Sulteng) ada di sekitar kebun kopi ( Jl poros tawaeli – Toboli ) di jalan poros tersebut ada satu jembatan yang masih ada sampai sekarang. Konon katanya, masih buatan Belanda. Di sampingnya ada satu jembatan jembatan beton yang digunakan konon tahun 1980-an setiap
kendaraan yg lewat wajib memberi kode lampu atau setidaknya klakson sebagai tanda permisi mau lewat. Saya sudah beberapa kali melewati kawasan Kebun Kopi yang disebut-sebut dua teman terakhir ini. Kawasan ini dikenal cukup berat, menanjak dengan kemiringan tajam. Belum lagi sering terjadi longsong. Jembatan itu masih ada, dan bahkan sekarang ada sebuah tugu berwarna kuning bertuliskan NGAPA UWENTIRA. Ngapa dalam bahasa Kaili berarti Kampung,Negeri atau Kota. Uwentira berarti tidak kasat mata. Jadi NGAPA UWENTIA berarti Kota UWENTIRA.
Bagaimana ciri-ciri fisik warga Uwentira, apakah
bedanya dengan manusia seperti kita? Nantikan kisah berikutnya. Kisah Wentira : Kisah berikut agaknya sejalan dengan cerita yang saya dapatkan dari beberapa sumber di Palu maupun di luar Palu. Warga Wentira tidak punya garis pemisah diatas tengah bibir, seperti layaknya manusia normal.
Menurut keyakinan masyarakat setempat, yang disebut kawasan Wentira atau Uwentira adalah wilayah yang sekarang dikenal sebagai kawasan kebun kopi, di jalan Trans Sulawesi poros
Sulawesi Selatan – Sulawesi Tengah. Di sekitar sana tidak ada pemukiman penduduk hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi berwarna keputih-putihan ditandai dengan sebuah jembatan
yang konon hanya orang yang mampu melihat hal-hal gaib-lah yang bisa melihat kalau ternyata jembatan itu juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan mistis Wentira.
Untuk masuk ke Wentira, tidak boleh sembarangan, hanya yang dikehendaki dan diizinkan oleh penghuni Wentira yang boleh masuk. Nah, paman teman saya ini termasuk orang yang diizinkan, karena dia melakukan ritual-ritual ditemani oleh orang2 pintar di sekitar daerah itu. Sementara kalau orang yang dikehendaki biasanya orang yang katanya kalau lewat tidak permisi (kulo nowon) dulu, lewat dengan sombongnya, dan biasanya yang seperti
ini tidak pernah lagi kembali keluar. Pernah ada kejadian mobil melintas di tengah jembatan tetapi sebelum sampai diujung jembatan sudah keburu menghilang, kata penduduk skitar masuk kedalam Wentira.
Menurut cerita paman teman saya itu alam di dalam Wentira didominasi warna kuning keemasan dimana penghuninya hidup sangat sejahtera dan tidak ada yang miskin, kehidupan disana laiknya kehidupan normal, semua ada baik gedung, kendaraan dll tapi semuanya serba mewah.
Menurut cerita orang-orang di sekitar pegunungan Sulawesi Tengah yang katanya juga masuk kedalam area Wentira, kadang-kadang ada penghuni Wentira yang keluar untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional, ciri-cirinya yang utama adalah tidak ada garis pemisah diatas tengah bibir seperti layaknya manusia normal, kalau mereka muncul tetap dilayani tetapi tidak ada yang berani mengganggu.

Sul mapala stiem palopo

Senin, 16 Juni 2014

Peringati Hari Bumi, Mapala STIE Muhammadiyah Gelar Baksos dan Long march

April 22, 2013 - 3:44 pm in Berita Umum , Dalam rangka memperingati hari bumi yang Diperingati setiap 22 april setiap tahunnya, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) STIE Muhammadiyah (STIEM) menggelar long march dari halaman kampus STIEM menuju lapangan Pancasila dan dilanjutkan dengan bakti sosial (baksos) di beberapa tempat serta jalan-jalan yang dilalui oleh peserta longmars. Pada peringatan hari bumi 2013 kali ini mengangkat tema Dari alam Kita Bersahabat, Demi bumi Kita Bersatu, melibatkan semua organisasi pecinta alam se Kota Palopo.

Menurut koordinator Rayya, pelaksanaan kegiatan hari bumi pada 2013 kali ini, Setiap tahun 22 April diperingati sebagai Hari Bumi. Tapi perusakan bumi, air, udara, dan hutan, terus berlanjut secara sistematis, masif, dan cepat. Tak terkecuali di beberapa wilayah khususnya di sulawesi selatan dan luwu raya, dan dari Maraknya bencana alam dapat menjadi salah satu tolok ukurnya. Lanjut Rayya, Sesuai data dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mencatat sepanjang 2013 saja, setidaknya ada puluhan warga masyarakat yang meninggal akibat bencana alam, Alih fungsi lahan dan tak adanya pola pengelolaan lingkungan hidup yang tepat, menurut Walhi merupakan penyebab banyaknya bencana ekologis seperti banjir, kekeringan, longsor, dan pencemaran lingkungan, yang semuanya mengancam kehidupan dan hidup masyarakat. Selain itu saat ini untuk kota Palopo dinilai tidak ada keberpihakan pemerintah dan legislatif untuk upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota Palopo. Terbukti beberapa kali terjadi banjir di beberapa wilayah.

Pada peringatan hari bumi tahun ini beberapa hal yang menjadi desakan kepada pemeintah dan legeslatif diantaranya mendesak negara mengarusutamakan kepentingan lingkungan hidup dalam konsep pembangunan dan tata kelola sumber daya alam. Kedua, mendesak Pemerintah dan pengusaha memulihkan kerusakan lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam, serta mendesak pemberian hukuman berat untuk perusahaan ilegal dan merusak lingkungan hidup. Peserta yang berangkat dari kampus STIEM Kota Palopo, dilepas langsung oleh ketua III STIEM, Saharuddin, SE.MM, yang melintasi beberapa ruas jalan utama di kota Palopo dan finish kembali di kampus stiem setelah melakukan baksos di beberapa tempat dan sepanjng jalan saat kembali menuju finis di kampus STIEM Kota Palopo.(egi)

Sulkarnain mapala stiem palopo

BUNGA EDELWAIS DAN MITOSNYA

Edelweis adalah bunga yang pasti sudah tak asing lagi bagi para penggiat alam bebas mendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya mampu tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari penuh.
Bunga cantik ini memang akrab dengan para pendaki dan mengilhami banyak orang melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya. Tak heran kalau bunga ini disebut sebagai bunga
abadi, karena mekar dalam waktu yang cukup lama.

Bunga edelweis asli atau yang sering disebut dengan Everlasting Flower sebenarnya adalah bunga Leontopodium yang hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga Edelweis Jawa atau Anaphalis javanica. Tapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga adalah serbuk kuning yang dalam waktu 1- 3 hari setelah mekar akan rontok dan menyisakan kelopak bunganya saja. Kelopak bunga yang tahan lama inilah yang sering 'dicolong" oleh para pendaki gunung. Dan mereka pun akhirnya kecolongan karena hanya membawa kelopak bunga abadi. Bunga Edelweiss merupakan spesies tanaman berbunga endemik yang banyak ditemukan di daerah pegunungan di Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.

Bunga Edelweiss yang menyukai sinar matahari penuh ini dalam ukuran dewasa dapat mencapai 8 meter tingginya, tapi pada umumnya hanya mencapai tinggi kurang dari satu meter. Bunga edelweiss umumnya terlihat antara bulan April – Agustus, dimana pada sekitar akhir Juli – Agustus merupakan fase mekar terbaiknya.
Bunga Edelweiss ( Anaphalis javanica ) sangat popular dikalangan wisatawan. Bunga ini dikeringkan dan dijual sebagai souvenir. Kondisi ini menyebabkan spesies tanaman ini mengalami kelangkaan . Di wilayah gunung Bromo – Tengger Jawa Timur, tanaman ini dianggap punah. Jumlahnya yang terus menurun membuat tanaman ini termasuk yang dilindungi di Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango , Jawa Barat. Larangan untuk memetik bunga ini terpampang jelas, namun kerap kali pemetikan bunga Edelweiss sulit dihindarkan dari tangan - tangan jahil yang mencoba menyelundupkan bunga tersebut.

Kabar gembiranya, bunga Edelweis Jawa ( Anaphalis Javanica ) ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Para petani ini membudidayakannya dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH ( keasaman tanah ) antara 4 - 7. Kemauan dan kesadaran yang gigih dari kita untuk membuat Edelweis tetap menjadi bunga abadi dan tumbuh di alamnya. Biarkan dia disana untuk menyambut para pendaki dengan indahnya. Jaga Edelweis dari hati. Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m.

Di balik keindahan dari bunga edelweis ternyata tersimpan sebuah mitos, dimana bagi yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi. Tidak sedikit para pencinta yang menjadikan bunga abadi ini menjadi salah satu hadiah spesial bagi pasangannya. Konon, hal itu dimaksudkan agar cintanya abadi.

Mmm.., kalau bicara mengenai mitos memang susah, meskipun terkadang itu tidak masuk akal. Tapi di lain sisi, ketika posisi kita telah menjadi korbannya, justru sebaliknya, “Mitos mampu mengalahkan sebuah logika dan keyakinan”. Nggak percaya? Coba deh tanyain ke teman-teman kamu mengenai hal ini. Atau mungkin diantara kamu memiliki cerita tersendiri mengenai mitos ini. Siapa yang nggak tahu bunga edelweis, atau banyak orang yang memberikan istilah dengan bunga abadi. Kalau dilihat dari bentuknya bunga ini sangat cantik, dan di balik kecantikannya itu tersimpan makna ataupun mitos yang cukup banyak mempercayainya. Butuh perjuangan untuk mendapatkannya, karena bunga yang satu ini biasanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung. Oleh karena itu kamu bisa membayangkan betapa susahnya untuk bisa memetik si bunga abadi ini. Orang bilang, “Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah, maka semakin besar resiko yang dihadapi”, karena nyawa adalah tantangannya. Mengingat bahwa bunga edelweis telah menjadi bunga yang langka dan dilindungi, razia juga salah satu resiko yang harus ditanggung. Tapi.., fenomena yang ada sekarang ini justru mengharuskan kita agar dapat bijaksana dan membuat benang merah agar bunga edelweis tetap ada sebagai pelepas dahaga jika seandainya suatu saat kita berdiri di sebuah puncak yang tinggi, dimana sekeliling kita adalah hamparan bunga abadi ini.

SEJARAH BERDIRINYA PECINTA ALAM

Ingatlah hai engkau penjelajah alam :
1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]
2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]
3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki] dan senantiasa ;
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
2. Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan penggiat dan peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya
3. Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik.

Sejarah Pencinta Alam Serta Perkembangannya
Apabila sejenak kita merunut dari belakang, sebetulnya sejarah manusia tidak jauh-jauh amat dari alam. Sejak zaman prasejarah dimana manusia berburu dan mengumpulkan makanan, alam adalah "rumah" mereka. Gunung adalah sandaran kepala, padang rumput adalah tempat mereka membaringkan tubuh, dan gua-gua
adalah tempat mereka bersembunyi. Namun sejak manusia menemukan kebudayaan, yang katanya lebih "bermartabat", alam seakan menjadi barang aneh. Manusia mendirikan rumah untuk tempatnya bersembunyi. Manusia menciptakan kasur untuk tempatnya membaringkan tubuh, dan manusia mendirikan gedung bertingkat untuk mengangkat kepalanya. Manusia dan alam akhirnya memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Ketika keduanya bersatu kembali, maka ketika itulah saatnya Sejarah Pecinta Alam dimulai :

Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama. Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung. Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah. Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan "Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju" di Papua. Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai. Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu "Perkumpulan Pentjinta Alam"(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci, terlepas dari 'sifat maniak'yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Sayang perkumpulan ini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun 1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. "Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?."

Sejarah pencinta alam kampus pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu
dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam. Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. MAPALA merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu MAPALA juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi. Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa : “Tujuan MAPALA ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme dapat ditanamkan hanya melalui slogan-slogan dan jendela-jendela mobil. Mereka percaya bahwa dengan mengenal rakyat dan tanah air Indonesia secara menyeluruh, barulah seseorang dapat menjadi patriot-patriot yang baik” Para mahasiswa itu, diawali dengan berdirinya MAPALA Universitas Indonesia, membuang energi mudanya dengan merambah alam mulai dari lautan sampai ke puncak gunung. MAPALA atau Mahasiswa Pecinta Alam adalah organisasi yang beranggotakan para mahasiswa yang mempunyai kesamaan minat, kepedulian dan kecintaan dengan alam sekitar dan lingkungan hidup. Sejak itulah pecinta alam pun merambah tak hanya kampus (Kini, hampir seluruh perguruan tinggi di Indonesia memiliki MAPALA baik di tingkat universitas maupun fakultas hingga jurusan), melainkan ke sekolah-sekolah, ke bilik-bilik rumah ibadah, sudut-sudut perkantoran, lorong-lorong atau kampung- kampung. Seakan-akan semua yang pernah menjejakkan kaki di puncak gunung sudah merasa sebagai pecinta alam.

PALA ( PECINTA ALAM ),
Konsekuensi yang harus dihadapi dari sebuah konsistensi Apa yang diharapkan dengan mengikuti sebuah organisasi bernama PALA ( Pecinta Alam )?
Banyak memandang sebelah mata pada organisasi ini dan terkadang mengatakan bahwa kegiatannya hanya bersifat hura-hura yang menghabiskan uang. Suara itu semakin santer terdengar bila ada pemberitaan mengenai kecelakaan yang dialami oleh anggota PALA ( Pecinta Alam ) pada waktu melakukan kegiatan di alam. Dalam sebuah diskusi (mengutip dalam artikel Kompas, Minggu 29 Maret 1992) kegiatan PALA ( Pecinta Alam ) dapat dikategorikan sebagai olahraga yang masuk ke dalam kaliber sport beresiko tinggi. Kegiatannya meliputi mendatangi puncak gunung tinggi, turun ke lubang gua di dalam bumi, hanyut berperahu di kederasan jeram sungai deras, keluar masuk daerah pedalaman yang paling dalam dan lainnya. umumnya kegiatan PALA ( Pecinta Alam ) berkisar di alam terbuka dan menyangkut lingkungan hidup. Jenis aktifitas meliputi pendakian gunung (mountaineering), pemanjatan (climbing), penelusuran gua (caving), pengarungan arus liar(rafting), penghijauan dan lain sebagainya. Tak ayal lagi bahwa kegiatan ini beresiko tinggi dan setiap anggotanya harus memahami konsekuensi resiko yang dihadapi dengan bergabung dengan organisasi ini. Resiko yang paling berat adalah cacat fisik permanen dan bahkan kematian. Untuk bisa mempersiapkan diri menghadapi resiko yang tinggi ini, dibutuhkan kesiapan mental, fisik dan skill yang memadai. Berbagai macam latihan dan pengalaman terjun langsung ke alam dapat meminimalisir resiko yang akan dihadapi. Tapi, diluar semua itu masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.

PALA, Pencinta alam atau Petualang ?
Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan.
Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai
medianya. Kini yang sering ditanyakan Ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah dimanakah pencinta alam? begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna
sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka. keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.

Minggu, 15 Juni 2014

PELESTARIAN LINGKUNGAN DALAM AL-QUR'AN

Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia dapat
berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya. Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta. Sehingga alam dipandang sebagai objek yang dapat dieksploitasi hanya untuk memuaskan keinginan manusia, hal ini telah disinggung oleh Allah SWT dalam Al Quran surah Ar Ruum ayat 41:

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kemgbali (ke jalan yang benar).

Luas hutan di Indonesia adalah sebesar 120,35 juta hektar, terdiri dari hutan produksi 66,35 juta hektar, hutan lindung 33,50 juta hektar, hutan konservasi 20,50 juta hektar. Penutupan vegetasi di dalam kawasan hutan mencapai 88 juta hektar (Sinar Harapan, 2008). Tutupan hutan di Indonesia memiliki luas sebesar 130 juta hektar, menurut World Reseach
Institute (sebuah lembaga think tank di Amerika Serikat), 72% hutan asli Indonesia telah hilang, berarti sisa luasan hutan Indonesia hanya sebesar 28%. Kemudian data Departemen Kehutanan sendiri mengungkapan bahwa 30 juta hektar hutan di Indonesia telah rusak parah, atau sebesar 25% (Khofid, 2004). Data-data ini menunjukan bahwa kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perilaku manusia, telah mencapai tingkat yang parah. Sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan pendidikan lingkungan untuk mengubah sudut pandang dan perilaku manusia.

Sul MAPALA STIEM PALOPO

Sabtu, 14 Juni 2014

DATA GOA DI SULAWESI SELATAN

A. Goa Vertical
1. Lubang Leang Pute
Lebar Mulut Gua : 50 – 80 m
Kedalaman Gua : 200 – 270 m
Kondisi Gua : Vertikal & Teras
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Dusun Pattiro,Desa Labuaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar – Maros (Rp 3.000-/orang), Maros – Nahung (Rp 4.000-/orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2011-32, Camba

2. Lubang Dinosaurus
Lebar Mulut Gua : 80-100 m
Kedalaman Gua : 150 – 180 m
Kondisi Gua : Vertikal (Multi Pitch), Teras
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Nahung (Rp 4.000-/
orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2011-32, Camba

3. Lubang K20
Lebar Mulut Gua : 2 – 5 m
Kedalaman Gua : 130 – 160 m
Kondisi Gua : Vertikal (Multi Pitch), Teras
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Kappang, Km.57, Kabupaten Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Kappang (Rp 3.500-/orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

4. Lubang Tomanangna
Lebar Mulut Gua : 30 – 50 m
Kedalaman Gua : 190 m
Kondisi Gua : Vertikal (long Pitch)
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Dusun Langko,Kappang, Kabupaten Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Kappang (Rp 3.500-/ orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

5. Lubang Kapa-kapasa
Lebar Mulut Gua : 10 – 15 m
Kedalaman Gua : 210 m
Kondisi Gua : Vertikal (Multi Pitch),
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Dusun Kapa-kapasa, Kabupaten Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan
Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Kappang (Rp 3.500-/orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2011-32, Camba

6. Lubang Lantang Huu
Lebar Mulut Gua : 5 – 8 m
Kedalaman Gua : 50 m
Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch)
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Leang Rakko, Kabupaten Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan
Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Pangia (Rp 3.000-/orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

7. Lubang Baba’
Lebar Mulut Gua : 2 – 3 m
Kedalaman Gua : 40 m
Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch)
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Desa Pangia, Kec. Simbang, Kab. Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Pangia (Rp 3.000-/orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

8. Gua Padaelok
Lebar Mulut Gua : 5 – 10 m
Kedalaman Gua : 54 m
Kondisi Gua : Vertikal (Long Pitch + Slab 200),Teras
Jenis Batuan : Batu Gamping
Lokasi : Desa Pangia, Kec.Simbang, Kab.Maros.
Cara pencapaian lokasi : Menggunakan kendaraan umum jurusan
Makassar-Maros (Rp3.000-/orang), Maros-Pangia (Rp 3.000-/orang)
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar MAROS

B. Gua Horisontal
1. Gua Patta
Jenis Gua : Horizontal (Slab ±300)
Kondisi Gua : Berair
Panjang Total Gua : ± 950 meter
Jenis Batuan : Gamping
etak Administratif : Leang Rakko, Desa Pangia, Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros
Transportasi : Makassar-Pangia (Rp. 6.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Leang Rakko, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Dalam Gua
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

2. Gua Sammani
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Kering
Panjang Total Gua : ± 400 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Leang Rakko, Desa Pangia, Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros
Transportasi : Makassar-Pangia (Rp. 6.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Leang Rakko, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan KapolresMaros).
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

3. Gua Suleman
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Kering-Berlumpur-Berair
Panjang Total Gua : ± 850 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Dusun Pattunuang, Desa Samanggi Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros
Transportasi : Makassar-Pattunuang Asue (Rp.5.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Bislab, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Sungai Pattunnuang
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

4. Gua Saripa
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Kering-Berlumpur-Berair
Panjang Total Gua : ± 1200 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec.Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63,Maros
Transportasi : Makassar-Ta’deang (Rp. 5.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Ta’deang, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel(tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Sungai Pattunnuang
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

5. Gua Hamid
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Kering
Panjang Total Gua : ± 500 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63,Maros
Transportasi : Makassar-Ta’deang (Rp.5.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Ta’deang, Maros provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel (tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Sungai Pattunnuang
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

6. Gua Anjing
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Berlumpur-Berair
Panjang Total Gua : ± 400 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros
Transportasi : Makassar-Ta’deang (Rp. 5.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Bislab, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel(tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Sungai Pattunnuang
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

7. Gua Saloaja
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Berair
Panjang Total Gua : ± 800 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Dusun Pattunuang, Desa Samanggi Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros
Transportasi : Makassar-Pattunuang (Rp. 5.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Bislab, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel(tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Sungai Pattunnuang
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

8. Gua Kharisma
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Kering
Panjang Total Gua : ± 330 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Dusun Kappang, Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63, Maros
Transportasi : Makassar-Kappang (Rp. 6.500-/orang)
Waktu tempuh : ± 3,5 jam.
Base Camp : Kappang, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel(tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Sumber Air : Mata Air, Km. 58
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

9. Gua Saleh
Jenis Gua : Horisontal
Kondisi Gua : Kering
Panjang Total Gua : ± 300 meter
Jenis Batuan : Gamping
Letak Administratif : Desa Pangia, Kec. Simbang
Peta Topografi : Bakosurtanal, Lembar 2010-63,Maros
Transportasi : Makassar-Pangia (Rp. 6.000-/orang)
Waktu tempuh : ± 3 jam.
Base Camp : Leang Rakko, Maros
Perizinan : Kesbang Provinsi Sul-Sel, Polda Sul-Sel(tembusan ke Kesbang Maros dan Kapolres Maros).
Jalur medis terdekat : Puskesmas Bantimurung
Adat istiadat : Semua yang dilarang oleh agama

10 Gua Pamelakang Tedong (Tempat Pembuangan Kerbau)
Panjang Total : 151,11 meter
Jenis Batuan : Gamping
Kondisi Gua : Berair.
Ketinggian : ± 25 m dpl
Letak Administratif : Dusun Bellae, Desa Biraeng, Kec. Perwakilan Minasatene.Kabupaten Pangkep
Jalur Medis Terdekat : Puskesmas Setempat

11. Gua Katalangang Erea I (Gua Yang Tegelam)
Panjang Total : 188,01 meter
Jenis Batuan : Gamping
Kondisi Gua : Berair.
Letak Administratif : Dusun Bellae, Desa Biraeng,Kec. Perwakilan Minasatene.Kabupaten Pangkep.
Akses ke Lokasi : Berada pada tebing yang berjarak ± 1,5 km dari jalan raya.

12. Gua Loko Tojolo (Gua Orang-orang Dulu)
Letak Administratif : Dusun Buntu Kayan, Desa Sumilan, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.
Kwasan Karst : Enrekang
Gunung Terdekat : Buttu Kayan
Akses ke Lokasi : Dari Sudu ke Cece (dgn kendaraan) menuju ke Sumilan. Dari Desa Sumilan menuju Buttu Kayan (jalan kaki).
Gua horizontal (panjang) : meter
Gua vertikal (dalam) : meter
Bahaya Penelusuran Gua : Licin

13. Gua Rabun (Gua Kematian)
Letak Administratif : Dusun Tangsa, Desa Benteng
Alla, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang.
Kawasan Karst : Enrekang
Gunung Terdekat : Buttu Alla
Akses ke Lokasi : Dari Sudu ke Desa Tangsa (dgn kendaraan) menuju kelokasi gua (Benteng Alla).
Derajat kesulitan : Sedang
Pencaharian rakyat : Petani, Pedagang dijadikan sebagai kuburan Termasuk gua kering.

MAPALA STIEM PALOPO (SUL)

Jumat, 13 Juni 2014

HARI ISTIMEWAH UNTUK PAHALA UNISMUH MAKASSAR

"Sekian lama jalani hidup tanpa hadir seorang pendamping, sekaranglah saat yang begitu bahagia karena akan hadirnya seorang penyanding pangeran/ permaisuri kehidupan. Semoga kalian bahagia selalu untuk selama-lamanya.

"Semoga kakanda Nur Alamsyah dan kanda Vika menjadi keluarga SAMAWA...Amin"

MAPALA STIEM PALOPO FOR PAHALA UNISMUH MAKASSAR.

KATA-KATA BIJAK DARI SEBUAH POHON

Kata-kata bijak ini dibuat untuk menjadikan bumi terpelihara ekosistemnya, menuju bumi yang lebih baik, mengurangi pemanasan global yang semakin meningkat, dan menjadikan motivasi untuk selalu menyayangi bumi beserta isinya.

1. Aku tercipta untukmu wahai manusia, rawat dan jagalah agar kamu tetap hidup

2. Tugasku hanya bertasbih kepada Tuhan dan kehidupanku hanya untukmu wahai manusia

3. Jika kau merawat aku hari ini artinya kau menyiapkan kehidupanmu 20 tahun ke depan

4. Selembar daunku berarti secercah kehidupanmu

5. Kau dan aku tak bisa dipisahkan karena kita saling membutuhkan

6. Jika aku tidak disiram aku akan layu dan mati, itu berarti awal deritamu

7. Jika aku tidak disiram aku masih dapat berharap dari hujan, tapi jika aku mati kau tak dapat berharap dari siapapun.

8. Kau hidup perlu oksigen dan akulah produsennya

9. Kau mengeluarkan racun akulah yang membersihkannya

10. Jika dahanku kau petik pasti patah tapi kau telah kehilangan sebagian hidupmu

11. Aku hidup berbunga berbuah bukan untukku tapi untukmu

12. Setetes air mungkin tak berarti bagimu tapi sangat bermakna bagiku

13. Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang , tapi kita meminjamnya dari anak cucu

14. Cintailah apa yang kau miliki dan milikilah apa yang kau cintai

15. Jika anda tak disibukkan dengan ha-hal besar pasti anda akan disibukkan dengan hal-hal kecil.

16. Pohon yang berebut sinar matahari di hutan pasti lebih kuat dari pada pohon pakis yang berlindung di balik pohon lain

17. Pohon selalu mendoakan keselamatan bagi manusia yang tangannya ringan untuk merawatnya

NAVIGASI DARAT

Pada prinsipnya navigasi adalah suatu cara yang menentukan arah atau posisi. Arah yang akan dituju dan posisi navigator si medan sebenarnya, yang di proyekasikan pada bidang datar atau peta.
Yang termasuk pengetahuan navigasi darat adalah:
1. Membaca dan memahami sebuah peta.
2. Fungsi kompas
3. Cara mengunakan kompas
4. Tehnik peta dan kompas
5. Naismith

Media dasar yang digunakan dalam navigasi darat yaitu :
1. Peta
Peta adalah gambaran 2 dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu.

2. Kompas
Kompas adalah alat yang digunakan untuk menunjuk arah mata angin yang bekerja berdasarkan medan magnet. Jarum kompas selalu menunjuk ke arah Utara-Selatan.

3. Protactor
Protactor yaitu alat pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil. Juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk mempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth

4. Altimeter
Altimeter artinya adalah alat yang dapat menentukan posisi ketinggian pada suatu tempat.

Semoga bermanfaat yaa kawan yoo man :) :)

(Leang Pute)

Rabu, 11 Juni 2014

Pendakian Desember Kelabu

ini hanya percobaan. diharapkan kepada pengurus saat ini untuk mengisi dan melengkapi kekurangan agar lebih menarik dan bermanfaat bagi orang lain. diharapkan juga para anggota supaya aktif menambahkan pengalaman baik dari segi pendakian, panjat tebing, arung jeram, penelusuran gua maupun hal - hal yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain